Judul : Surat Kecil Untuk Tuhan
Pengarang : Agnes Davonar
Penerbit : Inandra Publisher
Tahun Terbit : 2008
Tebal Buku : x+232 halaman
Keke, seorang penderita kanker ganas yang menyerang bagian wajah, Rabdomiosarkoma atau kanker jaringan lunak pertama di Indonesia. Keke atau Gita Sesa Wanda Cantika adalah seorang gadis remaja berusia 13 tahun ketika divonis memiliki penyakit kanker mematikan tersebut yang dapat membunuhnya dalam waktu 5 hari. Kanker jaringan lunak itu menggerogoti bagian wajahnya sehingga terlihat buruk menjadi seperti monster. Walau dalam keadaan sulit, Keke terus berjuang untuk tetap hidup dan tetap bersekolah layaknya gadis normal lainnya.
Mendengar vonis tersebut, sang Ayah, tidak menyerah. Ia terus berjuang agar sang putri kesayangannya itu dapat terlepas dari vonis kematiannya. Perjuangan sang ayah menyelamatkan putrinya tersebut begitu mengharukan.
Perjuangan panjang Keke dalam melawan kanker ternyata membuahkan hasil. Kebesaran Tuhan membuatnya dapat bersama dengan keluarga serta sahabat yang ia cintai lebih lama. Keberhasilan Dokter Indonesia dalam menyembuhkan kasus kanker yang baru pertama kali terjadi di Indonesia ini menjadi prestasi yang membanggakan sekaligus membuat semua dokter di dunia bertanya-tanya.
Namun kanker itu kembali setelah sebuah pesta kebahagiaan sesaat. Keke sadar jika nafasnya di dunia ini semakin sempit. Ia tidak marah pada Tuhan, ia justru bersyukur mendapatkan sebuah kesempatan untuk bernafas lebih lama dari vonis 5 hari bertahan hingga 3 tahun lamanya, walau pada akhirnya ia harus menyerah. Dokter pun akhirnya menyerah terhadap kankernya. Di nafasnya terakhir itulah ia menuliskan sebuah surat kecil untuk Tuhan. Surat yang penuh dengan kebesaran hati remaja Indonesia yang berharap tidak ada lagi air mata di dunia ini terjadi padanya, terjadi pada siapapun.
Mendengar vonis tersebut, sang Ayah, tidak menyerah. Ia terus berjuang agar sang putri kesayangannya itu dapat terlepas dari vonis kematiannya. Perjuangan sang ayah menyelamatkan putrinya tersebut begitu mengharukan.
Perjuangan panjang Keke dalam melawan kanker ternyata membuahkan hasil. Kebesaran Tuhan membuatnya dapat bersama dengan keluarga serta sahabat yang ia cintai lebih lama. Keberhasilan Dokter Indonesia dalam menyembuhkan kasus kanker yang baru pertama kali terjadi di Indonesia ini menjadi prestasi yang membanggakan sekaligus membuat semua dokter di dunia bertanya-tanya.
Namun kanker itu kembali setelah sebuah pesta kebahagiaan sesaat. Keke sadar jika nafasnya di dunia ini semakin sempit. Ia tidak marah pada Tuhan, ia justru bersyukur mendapatkan sebuah kesempatan untuk bernafas lebih lama dari vonis 5 hari bertahan hingga 3 tahun lamanya, walau pada akhirnya ia harus menyerah. Dokter pun akhirnya menyerah terhadap kankernya. Di nafasnya terakhir itulah ia menuliskan sebuah surat kecil untuk Tuhan. Surat yang penuh dengan kebesaran hati remaja Indonesia yang berharap tidak ada lagi air mata di dunia ini terjadi padanya, terjadi pada siapapun.
Kisah perjuangan Keke sempat di ulas dalam acara Kick Andy, Metro TV, sebelumnya buku ini di terbitkan secara online dan di baca lebih dari 350.000 pebgunjung karena banyaknya pembaca yang terinspirasi oleh perjuangan Keke melawan kanker ganas. Agnes Davonar, penulis pendatang baru yang mencetak buku ini hingga terjual 30.000 exmplar dalam waktu dua bulan serta di terbitkan di negera Taiwan yang mencetak sukses yang sama. Agnes Davonar memilih tema yang begitu menarik hingga mendapatkan apresiasi yang luar biasa.
Tidak dapat di herankan jika setetes-dua tetes airmata kita jatuh saat menikmati novel tersebut. Karena kepiawaina Agnes Davonar yang mampu meramu berbagai permainan emosi hingga para pembacapun larut dalam kisah perjuangan Keke.
Karakter Keke yang ceria di tengah penderitaannya mengadapi kanker yang di gambarkan oleh Agnes Davonar mampu menginspirasi kita untuk memahami arti kehidupan yang sebenarnya. Dokumentasi-dokumentasi Keke beserta kerabatnya membantu para pembaca untuk mengenal lebih dekat sosok Keke.
Namun tata bahasa yang kurang baku terdapat dalam bab awal sehingga membuat pembaca kurang nyaman dalam memahami kisah awal pada novel tersebut.
0 Response to "Resensi Novel Surat Kecil untuk Tuhan"
Posting Komentar